DESAIN
PENELITIAN
Nama
Lengkap : Pelangi Anggita Putri
NIM
: 1211215058
Mata
Kuliah : Metode Penelitian
Kelompok
9
Universitas
Pancasila
Jalan
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan
2013-2014
Pemilihan desain penelitian
dimulai ketika peneliti telah merumuskan hipotesisnya. Desain untuk perencanaan
penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat diperoleh
suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan.
Tujuan dari Bab ini adalah untuk mengetahui
dalam memilih rancangan yang tepat dan memahami jenis-jenis desain penelitian.
A. RANCANGAN PENELITIAN
Desain
penelitian harus dapat menerjemahkan model-model ilmiah ke dalam operasional
penelitian secara praktis. Penjelasan ini dapat dilihat pada Gambar
Penelitian Penelitian
Eksploratif Konklusif
Penelitian Penelitian
Deskriptif Kausal
Cross-sectional Longitudinal
Single Cross Multiple Cross
Sectional sectional
Desain riset
merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian.
Menurut Malhotra
(2006), Desain Penelitian adalah kerangka atau cetak biru dalam melaksanakansuatu
proyek riset.
Sedangkan
menurut Philips (Cooper,2008) desain penelitian diklasifikasikan sebagai
rencana dan struktur investigasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
jawaban atas pertanyaan penelitian.
Berdasarkan
penelitian dari berbgaai ahli tersebut, maka desain penelitian dibagi dalam dua
bagian besar, yaitu secara menyeluruh dan parsial. Secara menyeluruh, desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen
desain dapat mencakup semua struktur penelitian diawali saat menemukan ide,
menentukan tujuan, kemudian merencanakan penelitian (permasalahan, merumuskan,
menentukan tujuan penelitian, sumber informasi dan melakukan kajian dari
berbagai
pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan menguji hipotesis
untuk mendapatkan hasil penelitian).
Desain penelitian secara parsial
merupakan penggambaran tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan
analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti maupun pihak
yang berkepentingan mempunyai gambaran yang jelas tentang keterkaitan antara
variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan
seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Didalam
Rancangan Penelitian terdapat 2 macam jenis penelitian yaitu
1.
Penelitian Eksploratif, adalah penelitian yang
memiliki tujan untuk mendapatkan keterangan, wawasan, pengetahuan, ide,
gagasan, dan pemahaman sebagai upaya untuk merumuskan dan mendefinisikan
masalah, menyusun hipotesis berdasarkan data dan masa lampau atau teori yang
ada.
Penelitian ini dilakukan sifatnya hanya melakukan
eksplorasi yaitu berusaha untuk mencari ide atau hubungan yang baru sehingga
dapat dikatakan bahwa riset ini bertitik tolak dari variabel, bukan dari fakta.
Desain penelitian ini dapat dianggap sebagai langkah
pertama yang diharapkan dapat dipakai untuk merumuskan persoalan dimana
pemecahannya dapat memakai jenis penelitian yang lain. Desain penelitian ini
relatif tidak memerlukan teori dan hipotesis serta bekerja pada satu variabel.
Menurut Emory (1995) dapat dilakukan dengan dua bidang
telaahan studi yaitu:
a.
Literature survey, bertujuan untuk menemukan
teori, konsep, variabel dan lainnya.
b.
Experience survey, bertujuan untuk menemukan
informasi dari pengalaman orang lain.
2.
Penelitian Konklusif, adalah jenis penelitian
yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian konklusif didesain untuk
membantu pengambil keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih
alternatif terbaik dalam memecahkan suatu masalah.
Menurut Sekaran (2007), perbedaan desain eksplorasi
dengan konklusi adalah
Eksplorasi
|
Konklusif
|
|
Tujuan
|
Mendapatkan
wawasan dan pemahaman
|
Menguji
hipotesis dan menguji hubungan
|
Karakteristik
|
Informasi
yang dibutuhkan didefinisikan dengan longgar
|
Informasi
yang dibutuhkan didefinisikan dengan jelas
|
Prosedur
riset fleksibel dan tidak terstruktur
|
Prosedur
riset formal dan terstruktur
|
|
Sample
kecil dan tidak mewakili
|
Sample
besar dan mewakili
|
|
Analisis
data primer secara kualitatif
|
Analisis
data secara kuantitatif
|
|
Temuan
|
Sementara
|
Kesimpulan
|
Hasil
|
Biasanya
diikuti oleh riset lebih lanjut atau konklusif
|
Temuan
digunakan sebagai masukan bagi pembuat keputusan manajemen
|
3.
Penelitian Deskriptif, bertujuan untuk
mendeskripsikan sifat atau karakteristik dari suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat ini. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada masalah
aktual dan peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut. Penelitian ini relatif sedikit memerlukan teorisasi dan hipotesis
serta dapat bekerja pada satu variabel saja juga lebih dari satu variabel.
4.
Penelitian deskriptif dibedakan berdasarkan
horizon waktu yaitu:
a.
Penelitian Cross Sectional, adalah studi yang
dapat dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
Data yang berkaitan dengan penelitian khusus ini belum
dikumpulkan sebelumnya, juga tidak akan dikumpulkan lagi dari para broker
tersebut untuk penelitian ini.
b.
Penelitian Longitudinal, adalah mempelajari
orang atau fenomena lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Studi macam ini, jika data variabel terikat dikumpulkan
pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan peneliti.
B. RANCANGAN EKSPERIMEN
Desain
eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang
terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan
untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata
lain, desain sebuah eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu
diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang
berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.
Dalam desain
ekperimen ini memerlukan sistem notasi yakni sebagai berikut :
X: Digunakan
untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu
perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang kemudian efek pada variabel
tergantungnya akan diukur.
Y: Menunjukkan
adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang sedang
ditelitit pada individu, kelompok, atau objek tertentu.
R: Menunjukkan
bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan di tentukan secara random untuk
tujuan studi.
Karakteristik
dalam penelitian eksperimen sebagai berikut :
1.
Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian
eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana
dilakukan oleh si peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang
negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud
manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti
atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2.
Mengontrol Variabel
Selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya
kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau
ubahan yang ada. Mengenai apa yang dimaksud kontrol (Gay, 1982):
Control is an
effort on the part of researcher to remover the influence of any variable other
than the independent variable that ought affect performance on a dependent
variable.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua
variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari
kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan
tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti keadaan biasanya.
3.
Melakukan Observasi
Karakteristik ketiga dalam suatu penelitian eksperimen
ialah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses
eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan
observasi terhadap kedua kelompok ini.
Aplikasi nyata perlunya desain penelitian eksperimen
mengenai model desain penelitian terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu
praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment).
a.
Pre-Experiment
1.
Satu Kelompok, One Shot Case Study
Desain subjek ini ditempatkan secara random ke dalam
kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi postes. Desain
ini melibatkan satu kelompok (X) dengan diberi satu kali perlakuan tertentu
yang kemudian dilanjutkan dengan observasi pengukuran (O). Diagramnya sebagai
berikut:
Pre-Test
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
-
|
X
|
O
|
Keterangan:
X= Pelatihan (treatment/perlakuan, variabel bebas)
O= Kinerja Karyawan (pengamatan atau pengukuran atau variabel
terikat).
2.
One Group Pre Test – Post Test Design
Desain kedua ini merupakan perkembangan dari desain di
atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan
(pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran
lagi (post-test). Desainnya sebagai berikut:
Pre-Test
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
O1
|
X
|
O2
|
Keterangan:
X= Pelatihan (treatment/perlakuan, variabel bebas)
O1= Kinerja Karyawan (pengamatan atau
pengukuran atau variabel terikat).
O2= Kinerja Karyawan setelah pelatihan.
3.
Perbandingan Grup Statis (stastic Group
Comparison Design)
merupakan modifikasi dari desain eksperimen
laboraturium. Dalam desain ini, kelompok dan diekspose sebagai variabel independen
diberi postes. Nilai-nilai postes kemudian dibandingkan untuk menentukan
keefektifan tretment. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang
berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan
berpengaruh pada perlakuan. Data kelompok dibagi dua: separuh diberi pelatihan
(kelompok eksperimen) dan separuh lagi tidak diberi pelatihan (kelompok
kontrol).
Grup
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
Ekperimen
|
X
|
O1
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
Keterangan:
X = Ada
Treatment
-
= Tidak menerima Treatment
O1 = Hasil kinerja karyawan yang diberi penelitian
(kelompok eksperimen)
O2 = Hasil
kinerja karyawan yang tidak diberi penelitian (kelompok kontrol).
b.
True Experimental Design (Desain Eksperimen
Sejati)
1.
Post-Test Only Control Group Design.
Desain
yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarya (true experimental
design),karena responden benar- benar
dipilih secara random dan diberi
perlakuan serta ada kelompok
pengontrolnya. Desain ini telah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya,yaitu dengan adanya manipulasi variable,pemilihan kelompok yang di teliti
secara random,dan seleksi perlakuan.
Desainnya sebagai berikut :
Grup
|
Variable Terikat
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
X
|
O1
|
(R)
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
Pengaruh
Perlakuan (O1 – O2)
Treatment
Effect (TE) Jadi TE = (O1 – O2)
2. Pre-Test-Post-Test
Control Group Design
Merupakan pengembangan desain diatas.
Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol
dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya sebagai berikut :
(random
Subjects,Pre-Test-Post-Test Control Group Design)
Grup
|
Pretes
|
Variabel Terkait
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
O1
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol
|
O1
|
-
|
O2
|
Keterangan :
Hasilnya
dibandingkan (O1-O2) : (O3-O4)
3. Group
Solomon (Solomon Four Group Design)
Pengaruh
pelatihan terhadap kinerja karyawan dengan jenis kelamin. Desain ini merupakan kombinasi desain Posti Test
Only Control Group Design dan
Pre-Test Post-Test Control Group Design
yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol (desain faktorial 2 x 2, menerapkan prosedur random assigment
(R) pada para partisipan untuk
kategori empat kelompok A,B,C,D)
Peneliti
dapat menekan sekeecil mungkin sumber kesalah dengan memberikan pre-test dan treatment secara
variatif.Desainnya sebagai
berikut :
Grup
|
Pre-Test
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(R)/A
|
Eksperimen
|
O
|
x
|
O2
|
(R)/B
|
Kontrol 1
|
O
|
-
|
O4
|
(R)/C
|
Kontrol 2
|
-
|
X
|
O5
|
(R)/D
|
Kontrol 3
|
-
|
-
|
O6
|
Tidak
banyak digunakan pada jumlah sampel penelitian yang kecil,namun pada penelitian dan sosial sering di gunakan. Keunggulan untuk mengurangi pengaruh pre-test terhadap unit percobaan dan mengurangi eror interaksi
antara pre-test dan perlakuan.
c. Eksperimen
Semu ( Quasi Experimental )
Yaitu
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat di peroleh dengan eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan
yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/ atau memanipulasi variabel yang relevan. Si Peneliti dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada
validitas internal dan eksternal
rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan tersebut.
Ciri-ciri
rancangan eksperimen semusebagai berikut :
a. Manipulasi eksperimen hanya pada variabel
bebas.
b. Tdak ada pemilihan secara acak untuk kelompok.
c. Tidak ada kelompok kontrol.
Desain Runtut Waktu
Satu
Grup Time Seri (One Group Time Series Design)
Dalam
desain ini, peneliti melakukan pengukuran pada satu kelompok,baik sebelum maupun setelah treatment.
Desain Runtut
Waktu Majemuk
Grup Kontrol Time Seri (Control
Group Time Series Design)
Desain ini merupakan modifikasi dari
rancangan (Single – Group Interrupted
Time Series Design). Dalam desain ini, dua kelompok partisipasi (A dan B),yang dipilih tanpa random assigment,diobservasi sepanjang
waktu. Hanya satu kelompok saja yang
di-treatment, yaitu kelompok A.
Grup
|
|
Eksperimen (A)
|
O1 O2 O3 O4 x O5
O6 O7 O8
|
Kontrol (B)
|
O1 O2 O3 O4 x O5
O6 O7 O8
|
Yang Merusak Hasil Eksperimen
Secara
ideal,suatu eksperimen dikatakan valid apabila :
1) Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh variabel
bebas yang dimanupulasi secara sistematic.
2) Hasil akhir eksperimen harus dapat
digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
Ada
dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi.Kedua
syarat yang dimaksud ialah perlunya
validitas internal dan eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen. Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi apabila
kondisi berbeda pada variabel terikat
dari subjek yang diteliti merupaakan hasil langsung dari adanya manipulasi variabel bebas.
Validitas
internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor penting sebagai sumber
variasi,kedelapan faktor ini,yaitu:
a) Faktor sejarah atau history dari subjek yang
diteliti.
b) Proses kematangan.
c) Prosedur pre-testing.
d) Instrumen pengukuran yang digunakan.
e) Adanya kecenderungan terjadinya statistik
regresi pada individu.
f) Perbedaan pemilihan subjek.
g) Perbedaan lainnya disebabkan adanya moralitas
dalam proses eksperimen.
h) Terjadinya interaksi di antara faktor di atas,
termasuk kematangan sejarah, dan pemilihan.
Faktor
di atas perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel
terikat.
Variabel Eksternal tinggi merupakan
kondisi di mana hasil penelitian yang dilakukan dapat di generalisasi dan
digunakan pada kelompok lain di luar setting
eksperimen,ketika keadaan serupa dengan kondisi penelitian eksperimen. Beberapa
penelitian menggunakan istilah ecological
Validity untuk batasan validitas eksternal.
Validitas eksternal pada umumnya
dibedakan menjadi empat macam faktor,yaitu :
a) Adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan
X.
b) Pengaruh interaksi pre-testing.
c) Pengaruh reaktif proses eksperimen.
d) Adanya interferensi antara perlakuan selama
dalam peoses penelitian eksperimen.
Validitas eksperimen yang baik
mestinya mengandung kedua validitas tersebut,secara proporsional,walaupun itu
tidak dapat dicapai secara sempurna.
C.
RANCANGAN
FAKTORIAL
Desain faktorial
merupakan suatu tindakan terhadap satu variabel atau lebih yang dimanupulasi secara simultan
agar dapat mempelajari
pengaruh setiap variabel terhadap variabel terkait atau pengaruh yang diakibatkan adanya
interaksi antara beberapa variabel.
Desain faktorial dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
1) Satu variabel bebas dimanipulasi secara
eksperimental dengan variabel terkait.
2) Dalam suatu penelitian,semua variabel bebas
dimanipulasi secara eksperimental.
Jika
diperhatikan pada tipe pertama dan tipe kedua,menunjukkan karena masih menggunakan konsep variabel
tunggal,seorang peneliti pada
umumnya masih merasa mudah dan mengerti apa yang
hendak di lakukan dan tindakan apa yang perlu diantisipasi untuk mengambil data yang diperlukan
dilapangan. Konsep variabel tunggal ini banyak terjadi di
penelitian laboratorium,ilmu pengetahuan
alam dan disebagian penelitian tingkah laku (pendidikan,sosial,dan
ekonomi). Pada desain penelitian eksperimen
atau eksperimen semu,maka kesulitan akan dirasakan,terutama
dalam menentukan tindvariabel terkait.akan apa
yang perlu dilakukan dalam proses selanjutnya.
Dalam
penelitian tingkah laku,konsep variabel tunggal pada umumnya kurang tepat jika diterapkan dalam penelitian sebenarnya. Untuk mengatasi pengaruh variabel
yang saling terkait dan
memecahkan permasalahan dalam penelitian eksperimen,
desain faktorial dapat digunakan secara tepat.
Desain
faktorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dari dua atau lebih perlakuan terhadap variabel terikat.
Faktorial
Sederhana (Simpel Factorial Design)
Variabel Atribut
|
Variabel Eksperimen (x1)
|
|
Level 1
|
Cell 1
|
Cell 3
|
Level 2
|
Cell 2
|
Cell 4
|
D. RANCANGAN
LATIN SQUARE
Desain ini digunakan untuk mengontrol
dua variabel pengganggu secara sekaligus.
Satu variabel pengganggu lainnya, yaitu
“Kemampuan Para Pekerja”. Variabel
kemampuan para pekerja kita bagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu : kemampuan tinggi, menengah , dan rendah. Desain ini terdiri dari tiga baris dan tiga kolom. Kemudian secara random diambil tiga
pegawai dari masing – masing
departemen. Desainnya seperti dibawah ini :
Kemempuan Para Pekerja
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
Departemen A
|
X1
|
X3
|
X2
|
Departemen B
|
X2
|
X1
|
X3
|
Departemen C
|
X3
|
X2
|
X1
|
Keterangan : x1 , x2 ,
dan x3 ,adalah karyawan yang
diuji.
*Nyimak*
ReplyDelete