Mau ngefollow??follow disini !

JADILAH SATU WARNA UNTUK MELENGKAPI WARNA PELANGI

PROGRAM AUDIT - INTERNAL AUDIT SAWYER'S



MAKALAH INTERNAL AUDIT
“Program Audit”


Disusun oleh :
Pelangi Anggita Putri                      1211215058
                                    Devi Liana                                        1211215059 
Siva Siti Rokayah                            1211215126
Novitasari                                          1213217046







Fakultas Ekonomi-Akuntansi
UNIVERSITAS PANCASILA
2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Program Audit”.

Makalah ini berisikan tentang informasi-informasi yang berisikan tentang Kapan sebaiknya menyiapkan Program Audit, Apa saja tanggung jawab audit, Ruang lingkup audit, mendefinisikan ekonomis, tujuan dan prosedur, menyiapkan program audit, dan pedoman penyiapan program audit.


Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi pengetahuan kepada teman-teman semua dan masyarakat lainnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Jakarta, 07 Oktober  2013



                                                                                                                         Penyusun









DAFTAR ISI

Halaman judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
I.3 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Kapan Menyiapkan Program Audit
II.2 Tanggung Jawab Audit
II.3 Lingkup Audit
II.4 Mendefinisikan Ekonomis
II.5 Tujuan dan Prosedur
II.6 Menyiapkan Program Audit
II.7 Pedoman Penyiapan Program Audit
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

 


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
  Salah satu tahap audit ialah perencanaan (audit planning). Tujuan audit planning ialah untuk menentukan pada area mana, bagaimana, kapan serta oleh siapa (anggota tim yang mana) audit akan dilakukan. Langkah penting dalam audit planning mengidentifikasikan faktor risiko. Auditor harus menilai faktor risiko inheren, misalnya sistem online, network, database, dan teknologi canggih lainnya memiliki risiko lebih besar daripada batch processing system (apalagi dibandingkan sistem manual). Auditor harus meneliti resiko potensial dengan melakukan review awal general controls, menilai kelemahan pengendalian dan mengevaluasi apakah pengendalian tersebut dijalankan. Tujuan analisis resiko ini untuk membantu auditor agar lebih fokus audit pada area yang faktor risikonya besar. Untuk itu auditor menyiapkan rencana kerja audit (audit program) mengenai batas, jadwal, dan prosedur untuk mencapai sasaran audit. Setelah audit program disusun dan team auditor telah dibentuk, selanjutnya para anggota team harus melakukan pengenalan terhadap sistem yang akan diaudit.
I.2 Tujuan
Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk (1) mengumpulkan bahan bukti audit dan (2) untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan-arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.
I.3 Rumusan Masalah
Program Audit. Pedoman dan sarana self control. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan program audit, kapan harus disiapkan, bagaimana penyiapannya dan siapa yang menyiapkan. Manfaat-manfaat program audit yang tepat. Kapan menyiapkan program. Tanggung jawab auditor internal. Penekanan pada risiko, kontrol, standar. Ruang lingkup audit-dari audit ketaatan hingga audit efektivitas. Mendefinisikan keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas. Tujuan dan prosedur-prosedur audit.perbandingan dengan tujuan dan prosedur operasional. Contoh-contoh berbagai prosedur audit. Bagaimana menyiapkan program audit. Menggunakan latar belakangg informasi yang diperoleh selama survei pendahuluan. Mengidentifikasi tujuan, risiko, dan kontrol.program audit sebagai alat mempertahankan diri bagi auditor. Contoh-contoh program audit pembelian dan pemasaran. Program audit kompherensif: bagian pembelian dan pemasaran. Contoh program pro forma: kotak penyimpanan yang aman. Ambiguitas dalam bahasa program. Penugasan staf untuk audit berskala kecil. Pedoman penyusunan program audit. Kriteria-kriteria program audit.


















BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kapan Sebaiknya Menyiapkan Program Audit

Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan.Program yang terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa menetapkan prioritas yang tepat.Namun program audit yang di siapkan dengan baik pun bisa saja tidak memuat hal – hal penting yang tidak disadari auditor sampai mereka kemudian melakukan pekerjaan lapangan.Jadi, semua program audi harus dianggap tentatif sampai audit diselesaikan.

Program pro forma,yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama, kadang-kadang berkembang selama periode beberapa tahun dan lambat laun diakomodasikan kemasalah yang dihadapi dalam pekerjaan lapangan.Program tersebut harus cukup fleksible untuk mengakomodasi perubahan atau situasi-situasi tidak bisa.

Program-program pro forma baru yang dimaksudkan untuk digunakan di banyak lokasi harus disiapkan terlebih dahulu sehingga tersedia waktu untuk Menghapus kesalahan, tuntutan yang tidak wajar,dan langkah-langkah yang tidak perlu.Program pro forma harus diuji coba untuk menghindari kebingungan.Uji coba tersebut memungkinkan terdeteksi kekurangan yang ada sejak awal dan bisa diperbaiki sebelum program digunakan secara luas.

Beberapa perusahaan tengah mengembangkan perangkat lunak komputer berisi program audit sebagai hasil langsung dari penentuan resiko (risk assessment) mereka. Program-program ini didasarkan pada pengalaman lampau, masukan dari manajemen,dan pertimbangan audit di suatu waktu.
II.2 TANGGUNG JAWAB AUDIT
Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup :
1.            Penetapan tujuan audit dan lingkup kerja.
2.            Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit.
3.            Penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.
4.            Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan.
5.            Pelaksanaan,jika layak,survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol yang akan diaudit,untuk mengindentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit,dan untuk mengundang komentar dan saran dari klien.
6.            Penulisan program audit
7.            Penentuan bagaimana,kapan,dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan.
8.            Perolehan pengesahan rencana kerja audit.

II.3 LINGKUP AUDIT
Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Tujuanaudit seharusnya menuntun lingkup pekerjaan. Menurut Standar auditor internal yang profesional bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluas iefektivitas sistem kontrol internal organisasi dan kualitas kinerja dalam pelaksanaan tanggung jawab yang diemban. Tujuan-tujuan utama dari system kontrol internal ini adalah untuk memastikan :
1.    Keandalan dan integritas informasi.
2.    Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur,hukum, dan regulasi.
3.    Pengamanan aktiva.
4.    Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
5.    Pencapaian tujuan dan sasaran yang di tetapkan untuk operasi dan program.
Audit internal yang komprehensif dan tidak dibatasi bisa memiliki semua tujuan ini ;yang pasti auditor internal harus menyiapkan program audit mereka dengan tanggung jawab ini dalam pikiran mereka. Namun mereka seharusnya tidak mengabaikan kewenangan audit yang diberikan kepada mereka oleh para atasannya.Lingkup audit tidak boleh melebihi kewenangan yang diberikan manajemen seniorkepada auditor.

II.4 Mendefinisikan Ekonomis,Efisiensi,Dan Efektivitas
 Istilah-istilah ekonomis,efisiensi,danefektivitas sering di gunakan bergantian, meskipun terdapat beda tipis pada istilah-istilah tersebut.
Ekonomis (economy) sering digunakan untuk mengartikan penghematan, tetapi sebenarnya artinya lebih dari itu. Implikasi utamanya adalah adanya “manajemen yang berhati-hati” atau “gunakan hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa” makna yang juga bisa diterapkan untuk efisiensi. Istilah tersebut lebih luas diterapkan dibandingkan istilah berhemat, yang hanya mengacu pada seseorang atau pengeluarannya.
Efisiensi (efficiency) berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu keseseorang, istilah efisien berarti menggunakan keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada.Kadang kala menjadi sinonim dengan istilah cakap dan kompeten. Dalam beberapa kasus istilah efisien (efficient) dapat diterapkan ke orang atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang diinginkan dengan upaya minimum. Di saat yang sama, Webster mendefinisikan operasi yang efisien sebagai, “operasi yang diukur dari perbandingan hasil-hasil aktual dengan tenaga yang dihabiskan untuk mencapai hasil-hasil tersebut.
Efektivitas (effectiveness) menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk membuat sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

II.5 TUJUAN DAN PROSEDUR 
Tujuan (objective) adalah apa yang ingin dicapai seseorang. Prosedur (procedure) adalah teknik-teknik yang diterapkan untuk mencapai tujuan. Auditor internal memiliki seperangkat tujuan dan prosedur yang berbeda dalam pekerjaan mereka. Tercakup didalamnya tujuan dan prosedur operasi serta tujuan dan prosedur audit.

Tujuan dan Prosedur Operasi
Tujuan operasi (Tujuan dan Prosedur Audit operating objective) adalah akhir yang akan dicapai oleh manajer operasi dan karyawan-karyawannya. Salah satu tujuan operasi untuk aktivitas pembelian adalah membeli barang dan jasa yang tepat, pada harga yang tepat,pada waktu yang tepat,dan pada kualitas yang tepat. Setiap tujuan ini dicapai melalui prosedur-prosedur atau teknik-teknik. Misalnya, salah satu prosedur yang digunakan untuk memastikan dibelinya barang yang tepat adalah digunakannya pesanan pembelian dari departemen pemesan yang menjelaskan dengan tepat barang yang akan dibeli.
Auditor internal tidak mampu mengevaluasi sebuah operasi jika mereka tidak sepenuhnya memahamihal yang diharapkan untuk dicapai dari operasi tersebut yaitu tujuan-tujuannya.Oleh karena itu, semua program audit harus mengindentifikasi tujuan operasi yang pencapaiannya akan dievaluasi oleh auditor.
Tujuan audit dapat bersifat umum, bisa juga khusus. Tujuan utama audit diupayakan tercapai dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan manajemen dan dewan komisaris ke kepala bagian audit. Misalnya, auditor internal mungkin dibatasi hanya pada masalah-masalah akuntansi dan keuangan. Dalam kasus ini tujuan umum audit mereka mungkin diarahkan hanya untuk menentukan kendala dan integritas informasi keuangan; ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi dan pengamanan aktiva.
Namun jika lingkup audit mereka komprehensif, maka tujuan umum auditnya akan mencakup juga penelaahan laporan operasi di samping evaluasi penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untukop
Tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Misalnya,jika tujuan pembelian adalah membeli barang yang tepat,maka tujuan auditnya adalah menentukan apakah sistem yang dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan apakahbarang yang tepat memang telah di beli.
Prosedur-prosedur audit (audit procedures) adalah teknik-teknik yang di terapkan auditor untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai.Sebagai contoh, program audit akan berisi pemeriksaan auditor atas sempel pesanan pembelian dan melihat apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan permintaan pembelian.  
Periklanan. Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi periklanan. Agensi tersebut normalnya akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya tersebut.  Keyakinan terbaik yang dimiliki auditor untuk menentukan apakah apakah biaya-biaya tersebut dicatat dan jumlahnya wajar. Tujuan audit adalah dengan cara mengaudit catatan dan prosedur operasi yang dimiliki agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan anggaran iklan,pemilihan media yang tepat, atau penetapan control keuangan untuk agensi tersebut jelas berada diluar lingkup audit.
Pelepasan aktiva.Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya tidak bisa menentukan sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak.Hanya dengan menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang yang bertanggung jawab atas pelepasan tersebut, sesuai dengan prosedur yangditetapkan atau menentukan apakah pelepasan mengikuti prosedur yang ditetapkanakan memenuhi tujuan audit.
Kontribusi Medis Karyawan.Salah satu tujuan audit bisa berupa penentuan validitas pengurangan gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Apakah kontribusi karyawan bisa menutupi biaya opsi merupakan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak relevan dengan tujuan audit. Prosedur audit untuk menentukan apakah pengurangan gaji didukung formulir otorisasi tertulis merupakan prosedur yang cepat dan relevan.
Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya.Seorang auditor internal ingin menentukan apakah alat tersebut dipasang dan beroperasi dengan layak. Prosedur audit yang mungkin menarik, tetapi tidak relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat tanda bahaya dari arsistek,memeriksa faktur pembayaran alat tersebut, atau melakukan tanya jawab dengan pegawai keamanan pabrik. Satu-satunya prosedur yang akan memberikan keyakinan tentang pemasangan dan operasi alat tersebut adalah pengamatan penempatan alat dan melakukan uji langsung.
Persediaan.Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang signifikasi telah disajikan dengan benar. Beberapa prosedur audit mungkin relevan tetapi tidak efektif, seperti mendapatkan pernyataan dari manajemen,atau membuat bagan alir siklus persediaan,atau melakukan wawancara dengan karyawan. Prosedur yangefektif adalah melakukan atau menelaah persediaan fisik dan mendapatkanpenilaian dari ahli.
Pembelian tanah.Tujuan auditnya adalah untuk memverifikasi kepemilikan legal atas tanah yang akan di beli. Pemeriksaan atas akta kepemilikan merupakan prosedur yang menarik tetapi tidak menyeluruh karena dokumen-dokumen tersebut mungkin sudah di ganti.Cara yang lebih meyakinkan untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut adalah dengan memeriksa catatan terbaru atas tanah di kantor pengadilan lokal.
Aktivitas nonprofit.Banyak tujuan audit yang bisa diterapkan untuk audit atas organisasi nonprofit(nirlaba). Audit berorientasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.Jadi prosedur tepat untuk hal ini adalah menentukan misi organisasi,standar apa yang telah ditetapkan untuk mengukurkinerja guna pencapaian misi tersebut, dan seberapa jauh standar telah dicapai.
Utang. Misalkan sedang dilakukan audit untuk kemungkinan kelebihan pembayaran utang. Berdasarkan sistem yang ada,pembayaran dilakukan berdasarkan perbandingan dokemen pembelian, penerimaan, dan penagihan. Kadang-kadang terjadi pembayaran persial. Membandingkan catatan setiap pembayaran akan menyulitkan. Lebih produktif untuk menghindari kelebihan pembayaran. Akhirnya, prosedur yang tepat adalah mengambil sampel dan membandingkan jumlah yang dibayar dengan batas pesanan pembelian. Memeriksa mulai dari pesanan pembelian, laporan penerimaan, atau faktur bukanlah prosedur audit yang menyeluruh.
Gaji. Misalkan tujuan audit adalah memverifikasi pembebanan biaya gaji ke akun-akun tertentu. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan dalam audit gaji,tetapi tidak relevan dengan tujuan yang ditetapkan. Misalnya, tidaklah relevan untuk merekonsiliasitotal biaya gaji dengan pembebanannya memeriksa kartu waktu kerja untuk melihat apakah ada persetujuan supervisor, atau membandingkan pembebanan biaya gaji dengan jam standar.
Penetapan harga.Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat keuntungan yang diterapkan pada produk di antara masing- masing pelanggan,prosedur yang tepat untuk itu adalah menentukjan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan diikuti.Analisis biaya tidak akan efektif dalam kasus ini.
Produksi. Tujuan auditnya adalah untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi proses produksi. Prosedur yang tepat untuk tujuan ini adalah membandingkan biaya aktual dengan biaya standard.
Pembelian. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan membeli bahan mentah. Mencari apakah ada standar yang ditetapkan untuk kualitas,kuantitas, dan sumber bahan mentah tidak akan menjawab kelebihan bahan mentah. Yang harus diperhatikan untuk kasus ini adalah menentukan apakah anggaran produksi, pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah pesanan ekonomis telah dikaitkan dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli. Analisis akun surplus juga dapat membantu.
Kualitas.Jika seorang auditor ingin mengetahui apakah dan mengapa terjadi penolakan atas produk yang dijual,prosedur audit yang tepat adalah mengevaluasi sejauh mana departemen penjualan telah mengomunikasikan pengembalian produk ke departemen produksi.Analisis akun barang sisa dan akumulasinya juga dapat membantu. Mencari datavolume penjualan atau peringkat kredit pelanggan jelas tidak relevan. Tujuanaudit yang bisa di terapkan untuk kasus ini adalah mengevaluasi kelayakan standar kontrol mutu.
Aktiva yang disewakan. Dalam audit atas organisasi yang memiliki, merawat, dan mengoperasikan aktiva yang disewakan, tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan beban perawatan. Prosedur audit yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentudalam akun beban pemeliharaan ke pesanan kerja yang berkaitan.
Penelitian dan pengembangan. Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan seperti halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar pengukuran kinerja.Tanpa standar yang tepat dan dapat di kuantifikasi, manajemen tidak memiliki tolak ukur untuk mengukur hasil-hasil penelitian dan pengembangan.
Penjualan. Salah satu tujuan audit untuk penjualan adalah menentukan apakah komisi penjualan terlalu besar. Prosedur terbaik untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat untuk setiap tenaga penjualan adalah dengan menghitung ulang sampel kondisi penjualan. Prosedur-prosedur lainnya seperti menghitung rasio komisi,menggunakan prosedur analitis, atau menilai keseluruhan kewajarannya, akan tidak bermanfaat untuk tujuan audit tersebut.
Pendapatan pajak untuk pemerintah. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah para pembayar pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Dari berbagai pilihan yang tersedia bagi auditor internal, prosedur yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemeriksaan langsung ke beberapa pembayaran pajak. Prosedur lain yang bisa dilakukan adalah menguji perhitungan beberapa restitusi pajak penjualan.



II.6 Menyiapkan Program Audit
Latar Belakang informasi
Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.
Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.
Beberapa contoh akan membantu menjelaskan pendekatan ini dangan lebih jelas disertai uraian tertulis. Mari kita lihat bagaimana pendekatan analitis untuk tujuan, risiko, kontrol diterapkan ke fungsi-fungsi pembelian dan pemasaran.
a.    Program audit Pembelian 
tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang paling umum berlaku adalah mendapatkan barang atau jasa yang tepat:
1.    Dengan harga yang tepat
2.    Dengan waktu yang tepat
3.    Dengan kuantitas yang tepat
4.    Dari pemasok yang tepat
    Risiko-risiko administratif yang bisa ditemukan dalam survey pendahuluan adalah:
-       Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan. (bisa mengakibatkan kebingungan dalam hal siapa yang bertanggung jawab untuk membeli barang atau jasa tertentu)
-       Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen pembelian. (organisasi-organisasi lainnya[unit-unit lini] bisa dibebani wewenang untuk berhubungan langsung dengan pemasok)
-       Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian. (karyawan bisa bertindak sesuai keinginannya, tidak berdasarkan cara yang konsisten dan disetujui).
-       Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan barang dan jasa. (pesanan bisa dikeluarkan untuk kepentingan sendiri atau untuk membeli barang yang salah atau jumlah yang tidak tepat).

b.    Program audit Pemasaran
     Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah
1.    Menentukan potensi pasar untuk barang dan jasa organisasi (riset pasar)
2.    Menyebabkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah pelanggan, dan mendorong tindakan yang bermanfaat bagi organisasi (periklanan)
3.    Mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi dan membujuk pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan)

c.    Program Audit yang Kompherensif
Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit kompherensif atas suatu operasi. Mungkin audit pertama kali untuk operasi membutuhkan audit untuk semua aktivitas, baik yang berisiko tinggi ataupun tidak. Atau auditor mungkin ingin mendokumentasikan keseluruhan sistem untuk menenntukan kesesuaiannya dengan ketentuan kontrol akuntansi internal dari U.S.Foreign Corrupt Practices Act 1977 atau aturan lainnya yang telah ditetapkan. Program audit sesuai kondisi mungkin masih yang terbaik, tetapi fokusnya adalah pada kontrol karena risiko tidak menjadi dsar utama untuk menentukan luas dan pendekatan audit.

d.    Program Pro Forma
Program Pro Forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaanya harus diawasi. Program tersebut juga bermanfaat jika :
1.    Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlag lokasi yang berbeda
2.    Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap loaksi
3.    Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan
4.    Operasi yang audit relatif serupa
Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar belakang informasi yang menunjukan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program tersebut sangat bermanfaat dan membantu auditor serta mampu menghasilkan semua informasi yang diperlukan untuk evaluasi komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.

Ambiguitas
Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula. Kata-kata seperti memadai, mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Meminta auditor untuk “menentukan apakah persaingan yang memadai memang terjadi” tidak berarti apa-apa dan mengundang respons yang berbeda dari auditor yang berbeda.
Daripada membuat prosedur umum yang ambigu tentang ‘sistem penggajian yang memadai’, program tersebut membutuhkan langkah-langkah khusus berikut:
-        Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang sudah disetujui.
-        Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar
-        Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat
Kebanyakan auditor akan langsung memahami langkah-langkah program tersebut tanpa membutuhkan instruksi lanjutan, dan mereka masih akan memiliki banyak keleluasaan untuk memutuskan tujuan-tujuan program audit ini.
Ambiguitas (ambiguities) akan berkurang bila aktivitas audit internal menerapkan makna seragam untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini beberapa definisi yang dapat membantu menghilangkan kebingungan dan menjembatani pembuat program dengan staf audit.
-       Menganalisis = memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya
-       Mengecek = mebandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui akurasi atau kewajarannya
-       Mengonfirmasi = membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis atau melalui inspeksi
-       Mengevaluasi = mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan
-       Memeriksa = melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akuarasi, kelayakan, dan opini yang sesuai.
-       Menginspeksi = memeriksa secara fisik
-       Menginvestigasi = memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan
-       Menelaah  = mempelajari secara kritis
-       Memeriksa cepat = mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan umum, mengetahui penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau kondisi-kondisi lain yang membutuhkan studi lanjut.
-       Membuktikan = mencari bukti yang meyakinkan
-       Menguji = memeriksa sampel yang represntatif dengan tujuan mencapai kesimpulan mengenai poulasinya.
-       Memverifikasi = menetapkan akurasi

Hubungan Program dengan Laporan Audit Akhir
Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan dilaporkan.Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program audit.beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar dalam bentuk ringkas untuk menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Hal ini memberikan disiplin yang bermanfaat dan semacam arahan saat melakukan penelaahan dan menghilangkan pekerjaan audit yang tidak perlu.Walaupun tidak ada kerangka yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan struktur umum laporan dan lingkup audit yang direncanakan. Keekonomisan dan efisiensi juga hal-hal yang diharapkan dalam audit internal.
Beberapa auditor intenal merasa efisien dan akan sangat membantu bila bagian-bagian dari laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam penugasan audit berskala besar, laporan kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan membuat penyusunan laporan audit akhir lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat program ditulis, format program itus endiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.

Mekanisme Program
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga membantu menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar.
Penyesuaian-penyesuaian terhadap stimasi mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit.mereka juga harus menyetujui semua perubahan signifikan.program audit cenderung mengalami evolusi. Jarang sekali terjadi pembuat program audit bisa mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan dihadapi selama audit.
Dalam praktiknya, audit terus berkembang sejak program awal. Program audit seharusnya diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Program audit harus mendokumentasikan kemajuan pekerjaan audit.

Penugasan Staf untuk Audit Berskala Kecil
Staf audit yang terdiri atas satu atau dua auditor mungkin merasa kebertan untuk menyiapkan program audit. Namun hal ini tidaklah beralasan.
Sebuah laporan audit biasanya ditulis oleh satu orang. Seorang penulis laporan yang baik menyiapkan kerangka sebelum menulis laporan. Kerangka tersebut merupakan program untuk laporan tertulis.
Disamping itu, organisasi yang kecil sekali pun menginginkan auditor eksternal memanfaatkan hasil pekerjaan auditor internal mereka guna mengurangi biaya audit internal. Namun auditor ekstrenal tidak cukupmenghargai auditor internal yang pekerjaan auditnya tidak terprogram dan lingkup serta tujuan auditnya tidak didefinisikan dengan baik.
Memang, sebuah program audit yang telah disiapkan oleh audit internal yang juga akan melakukannya sendiri tidak perlu serinci program yang dibuat untuk auditor junior. Tetapi tetap harus memuat tujuan operasi yang diaudit dan prosedur audit yang akan dilakukan.











III.7 PEDOMAN PENYIAPAN PROGRAM  AUDIT
Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah yang dilakukan selama survey. Berikut ini beberapa pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah tersebut dan alasan-alasannya
Pedoman
Alasan

Telaah laporan, program audit dan kertas kerja, serta dokumen-dokumen lainnya dari audit terdahulu, dan buat daftar masalah-masalah yang membutuhkan tindakan perbaikan

untuk mendapatkan latar belakang dan menentukan apakah hasil-hasil penelaahan sebelumnya untuk memutuskan lingkup audit sekarang dengan lebih baik.

Lakukan survey pendahuluan

Untuk menentukan tujuan aktivitas yang akan diperiksa, risiko-risiko yang aktual/potensial, dan sistem kontrol yang ada

Telaah kebijakan dan prosedur fungsi yang telah diaudit, manual operasinya, bagan wewenang, tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek

untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur dan dinilai, dan apakah fungsi tersebut  beroperasi sesuai dengan keinginan manajemen

Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci dari fungsi yang diaudit

untuk mengidentifikasikan kelemahan kontrol dan mendapatkan analisis visual aliran transaksi

Telaah standar kinerja yang telah ditetapkan oleh manajemen, dan jika mungkin, dibandingkan dengan standar industri

untuk memperoleh tolok ukur
Tanya jawab dengan klien dan diskusikan lingkup audit dan tujuan yang ingin dicapai auditor

untuk mendapatkan kesepakatan dari klien dan untuk menghindari salah paham mengenai tujuan dan lingkup audit
Siapkan anggaran yang merinci sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penugasan audit

untuk membuat estimasi jumlah auditor dan waktu yang dibutuhkan guna memastikan efisiensi proses audit
Wawancara dengan karyawan kunci yang memiliki keterkaitan dengan fungsi audit

untuk memahami operasi dan efisiensi serta efektivitas operasi dan mengidentifikasikan masalah-masalah dalam kerja sama dan koordinasi
Data semua risiko material yang harus dipertimbangkan

untuk memastikan bahwa masalah-masalah rawan telah diketahui dan mendapatkan perhatian yang layak

Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, tentukan  kontrol yang diterapkan dan apakah sudah mencukupi

untuk mengetahui apakah kontrol yang ada bisa mengurangi atau menghilangkan risiko-risiko yang diidentifikasi

Tentukan substansi masalah-masalah utama dan peluang-peluang yang ada

untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan utama dan menentukan penyebab serta perbaikan yang mungkin dilakukan.


III.8 Kriteria-Kriteria Program audit
Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk mencapai tujuan departemen audit internal. Misalnya :
-       Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan setujui klien
-       Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang mengharuskan sebaliknya
-       Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi dan kontrol yang akan diuji.
-       Langkah-langkah kerja harus mencukupi instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
-       Jika memungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-langkah kerja. Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan dalam waktu dan batas lain yang ditentukan.
-       Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditentukan
-       Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditetapkan atau untuk memperluas cakupan kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
-       Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi staf.
-       informasi yang tidak perlu harus dihindari.
-       Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.





BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Program audit sebaiknya disiapkan setelah survei pendahuluan. Program audit harus dianggap tentatif (sementara) sampai audit diselesaikan yang membutuhkan pengesahan. Tanggung jawab audit juga sangat di perlukan dalam merencakanan penugasan audit.Dimana seorang audit harus menetapkan tujuan audit dan lingkup pekerjaannya, harus mengethaui latar belakang informasi yang akan diaudit, menentukan sumber daya yang diperlukan, mengomunikasikan dengan orang-orang yang perlu mengethaui audit yang akan dilakukan, melakukan pelaksanaan, penulisan program audit, menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit disampaikan, perolehan pengesahan rencana kerja audit.
Seorang audit juga harus menunjukkan bagaimana ia melakukan pekerjaannya secara profesional. Yang sesuai dengan integritasnya, keandalannya, dan cara dia mencapai tujuan audit.
Seorang auditor juga dituntut untuk memiliki sikap ekonomis, efisien dan efektif. Ia juga diharapkan dapat berhati-hati dalam bertindak, meminimalkan kerugian, dan menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.
Program pro forma juga sangat penting untuk auditor-auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi. Program tersebut dapat memberikan informasi yang menunjukkan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol.
Seorang auditor tentu juga harus memiliki prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan. Mengikuti mekanisme Program yang dapat mencakup estimasi waktu. Dapat menyelasaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar.  Memahami pedoman-pedoman yang ada, memahami kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam audit. Mengetahui kriteria-Kriteria Program audit.

III.2 Saran
Diharapkan setelah mengetahui ini, kita selaku calon auditor dapat memahami seluk beluk permasalahan apa yang menjadi objek auditnya. Memahami cara mengidentifikasi, mengolah, hingga menyampaikan hasil audit tanpa bahasa yang ambigu atau tidak jelas. Sebuah integritas atau kejujuran tentu sangat diperlukan dalam hal ini. Selain integritas, Ketelitian dan Keandalan sangat di junjung tinggi demi sebuah Profesionalitas seorang auditor.
DAFTAR PUSTAKA
 Arens, Alvin. A., Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. (2003). Auditing dan Jasa Assurance:Pendekatan Terintegrasi (edisi keduabelas). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.
Sawyer, Lawrence, Mortimer, A. Ditten hofes, dan James H. Scheiner.2005.Audit Internal Sawyer. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
http://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2007/12/modul-5-internalauditing.pdf
http://yann-achmad.blogspot.com/2012/04/auditor.html.

SEO: makalah Tim audit dengan pengarahan mandiri
Teknik pemeriksaan transaksi, Bagian-bagian pekerjaan lapangan Pembuatan strategi pekerjaan lapangan,
Audit berkelanjutan, Penggunaan sumber daya, Studi dan konsultasi manajemen, Audit fungsional Teknik audit, Pendekatan untuk mengonstruksi temuan,

6 comments:

  1. eh git.. jadi namamu memang pelangi anggita ya? dikirain cuman nama panggung aja..

    oia, itu kenapa makalah malah di posting disini? -_-

    ReplyDelete
  2. ini kayanya tugas di masukin ke blog yah, tapi makasih ya share ilmu nya

    ReplyDelete
  3. nggak kebayang kalau saya disuruh bikin makalah kayak beginian. Pusing banget dah jadinya.

    ReplyDelete
  4. boleh di copy nih buat tugas makalah hhe

    salam kenal yaa, di tunggu kunjungan baliknya :D

    ReplyDelete
  5. wahh makasih mba makalah akuntansi audit'a
    mungkin bisa bergunananti bagi temen saya di akuntansi nih :D

    ReplyDelete
  6. makasih banyaaaaak ya, saya hari ini kehujanan, trus kejebak macet gitu di siliwangi, padahal harusnya ada kerja kelompok audit tuh, mana saya belum buat bagian kerjaan saya lagi, tapi berkat rangkuman ini saya dapat mengerjakan tugas saya dengan lancar, terimakasih mbak anggita berkat anda tugas saya sukses, i love you to the moon and back :* :3 <3

    ReplyDelete

Karena sesungguhnya Orang yang memberikan Komentar adalah Orang yang bisa menjadi pendengar yang baik.