Pascakrisis 2008, Ekonomi RI Baru Bisa Pulih 2018
Ilustrasi. (Foto: AP)
Semenjak dihantam krisis ekonomi pada 1998
lalu, Indonesia mulai mencatatkan kenaikan pertumbuhan ekonomi. Namun 10
tahun kemudian, tepatnya 2008, krisis kembali menghantam Indonesia
meskipun kali ini Indonesia dapat bertahan.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar mengatakan, perekonomian Indonesia akan kembali pulih total dari krisis pada 2018. Hal ini, sesuai dengan pernyataan ekonom Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Olivier Blanchard.
"Sejarah paska krisis moneter 1998, kembali dalam kurun waktu 10 tahun itu masuk akal," kata Mahendra, kala ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2012).
Mahendra mengatakan, indikator tersebut dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap berkelanjutan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen masih dapat meningkat. Dia mencontohkan, pada era 1997-1998 Indonesia mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi. "Tetapi 2007 kita kembali ke 6,1 persen, sejak kita mengalami enam persen ke enam persen selanjutnya itu terhitung 10 tahun," kata dia.
Dengan demikian, menurutnya, dampak krisis 2008 dapat melaju kencang pada 2018. "Tingkat pengembalian 10 tahun jadi kalau kita hitung 10 tahun itu dari 2008 ini baru tahun keempat, butuh enam tahun lagi kita membutuhkan jauh dari ekonomi global," jelasnya.
Meski begitu, pemerintah harus memperkuat faktor-faktor yang menjadi pilar ekonomi dan tetap waspada dari penularan yang bisa terjadi dari mana saja baik sektor, kesehatan ekonomi sehingga bisa lebih antisipatif.
"Tapi di lain pihak tidak grogi dan cemas berlebihan dan sekarang terbukti ekonomi kita unik karena bukan kebetulan beberapa faktor seperti besaran ekonomi domestik terhadap PDB, dari segi populasi yang tumbuh di usia produktif, dan pendapatan menengah meningkat daya belinya," ujar Mahendra.
Sebelumnya, Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard mengatakan, saat ini krisis ekonomi memang belum sampai 10 tahun. Namun, dia memastikan krisis akan memakan waktu lama sebelum kembali ke level seperti semula. "Eropa harus terus maju dengan integrasi sehingga blok mata uang tunggal mengalami keberhasilan," kata Blanchard dalam wawancara dengan harian bisnis Hungarian seperti dikutip dari AFP.
Krisis ekonomi yang terjadi saat ini diperkirakan bertahan hingga satu dekade ke depan. Untuk itu, diperlukan solidaritas dan integrasi lebih kuat terhadap kebijakan fiskal dan ekonomi secara umum. Blanchard pun juga menyinggung masalah Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya.
Menurutnya, perekonomian AS saat ini juga memiliki masalah fiskal yang belum ditangani dengan baik. Sementara, Jepang tengah menghadapi penyesuaian fiskal yang sulit dan dapat memakan waktu puluhan tahun untuk memecahkan masalah utangnya. Sedangkan khusus China, dia melihat tidak ada kesulitan berarti yang sedang dihadapi. "Mereka (China) karena kemungkinan sudah mengurus lonjakan asetnya meskipun memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dari sebelumnya," imbuhnya. (mrt)
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar mengatakan, perekonomian Indonesia akan kembali pulih total dari krisis pada 2018. Hal ini, sesuai dengan pernyataan ekonom Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Olivier Blanchard.
"Sejarah paska krisis moneter 1998, kembali dalam kurun waktu 10 tahun itu masuk akal," kata Mahendra, kala ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2012).
Mahendra mengatakan, indikator tersebut dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap berkelanjutan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen masih dapat meningkat. Dia mencontohkan, pada era 1997-1998 Indonesia mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi. "Tetapi 2007 kita kembali ke 6,1 persen, sejak kita mengalami enam persen ke enam persen selanjutnya itu terhitung 10 tahun," kata dia.
Dengan demikian, menurutnya, dampak krisis 2008 dapat melaju kencang pada 2018. "Tingkat pengembalian 10 tahun jadi kalau kita hitung 10 tahun itu dari 2008 ini baru tahun keempat, butuh enam tahun lagi kita membutuhkan jauh dari ekonomi global," jelasnya.
Meski begitu, pemerintah harus memperkuat faktor-faktor yang menjadi pilar ekonomi dan tetap waspada dari penularan yang bisa terjadi dari mana saja baik sektor, kesehatan ekonomi sehingga bisa lebih antisipatif.
"Tapi di lain pihak tidak grogi dan cemas berlebihan dan sekarang terbukti ekonomi kita unik karena bukan kebetulan beberapa faktor seperti besaran ekonomi domestik terhadap PDB, dari segi populasi yang tumbuh di usia produktif, dan pendapatan menengah meningkat daya belinya," ujar Mahendra.
Sebelumnya, Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard mengatakan, saat ini krisis ekonomi memang belum sampai 10 tahun. Namun, dia memastikan krisis akan memakan waktu lama sebelum kembali ke level seperti semula. "Eropa harus terus maju dengan integrasi sehingga blok mata uang tunggal mengalami keberhasilan," kata Blanchard dalam wawancara dengan harian bisnis Hungarian seperti dikutip dari AFP.
Krisis ekonomi yang terjadi saat ini diperkirakan bertahan hingga satu dekade ke depan. Untuk itu, diperlukan solidaritas dan integrasi lebih kuat terhadap kebijakan fiskal dan ekonomi secara umum. Blanchard pun juga menyinggung masalah Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya.
Menurutnya, perekonomian AS saat ini juga memiliki masalah fiskal yang belum ditangani dengan baik. Sementara, Jepang tengah menghadapi penyesuaian fiskal yang sulit dan dapat memakan waktu puluhan tahun untuk memecahkan masalah utangnya. Sedangkan khusus China, dia melihat tidak ada kesulitan berarti yang sedang dihadapi. "Mereka (China) karena kemungkinan sudah mengurus lonjakan asetnya meskipun memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dari sebelumnya," imbuhnya. (mrt)
Awesome post, where is the rss? I cant find it!
ReplyDeletethere a link about article or you can find if you searching on okezone.com . thanks
ReplyDelete