Jakarta - Renovasi toilet di gedung Nusantara I DPR yang dianggarkan Rp 2 miliar menuai pro dan kontra dari kalangan anggota dewan sendiri. Menurut Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding, anggaran tersebut terlalu besar dan tidak wajar.
“Menurut saya itu nilai terlalu besar, tidak wajar, dan di publik kurang patut. Maka Sekjend DPR perlu harus melakukan rasionalisasi dan yang direnovasi cukup titik pantas atau yang patut saja. Toh DPR biasa aja kok, yang penting bisa berfungsi,” jelas Karding saat meninjau pembangunan jembatan Kali Putih di alur banjir lahar dingin Gunung Merapi, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Kamis (5/1/2012).
Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah periode 2004-2009 yang pernah dikabarkan harta kekayaannya meningkat tajam setelah menjadi anggota wakil rakyat di Senayan ini, juga mengaku resah dengan berbagai informasi yang terus memperburuk citra DPR RI. Renovasi toilet tersebut, menurutnya akan memperburuk citra DPR di mata publik.
“Kita sudah babak belur dengan isu publik yang macam-macam ditambah dengan masalah ini. Menurut saya renovasi (toilet di gedung Nusantara 1) harus direvisi. Saya sendiri kurang paham kok bisa menyentuh angka sebesar Rp 2 milyar,” terangnya.
Karding mengatakan, alangkah baiknya apabila ada dana yang besar itu dipergunakan untuk yang lain, seperti untuk penyelesaian masalah bencana dan lain-lain. Terlebih saat ini banyak berbagai daerah di Indonesia sedang dilanda bencana alam berupa banjir dan tanah longsor.
Karding juga mengaku belum melihat dan mempelajari langsung apakah yang direnovasi menggunakan dana sebesar Rp 2 milyar itu hanya toilet saja atau juga yang lainnya.
Menurutnya, karena permasalahan ini sudah mengundang rasa ketidakpantasan bagi pubik, jadi harus dipikirkan kembali.
“Yang dianggarkan yang patut saja, kami tidak butuh yang mewah-mewah,” ungkap Karding.
(her/fiq)
“Menurut saya itu nilai terlalu besar, tidak wajar, dan di publik kurang patut. Maka Sekjend DPR perlu harus melakukan rasionalisasi dan yang direnovasi cukup titik pantas atau yang patut saja. Toh DPR biasa aja kok, yang penting bisa berfungsi,” jelas Karding saat meninjau pembangunan jembatan Kali Putih di alur banjir lahar dingin Gunung Merapi, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Kamis (5/1/2012).
Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah periode 2004-2009 yang pernah dikabarkan harta kekayaannya meningkat tajam setelah menjadi anggota wakil rakyat di Senayan ini, juga mengaku resah dengan berbagai informasi yang terus memperburuk citra DPR RI. Renovasi toilet tersebut, menurutnya akan memperburuk citra DPR di mata publik.
“Kita sudah babak belur dengan isu publik yang macam-macam ditambah dengan masalah ini. Menurut saya renovasi (toilet di gedung Nusantara 1) harus direvisi. Saya sendiri kurang paham kok bisa menyentuh angka sebesar Rp 2 milyar,” terangnya.
Karding mengatakan, alangkah baiknya apabila ada dana yang besar itu dipergunakan untuk yang lain, seperti untuk penyelesaian masalah bencana dan lain-lain. Terlebih saat ini banyak berbagai daerah di Indonesia sedang dilanda bencana alam berupa banjir dan tanah longsor.
Karding juga mengaku belum melihat dan mempelajari langsung apakah yang direnovasi menggunakan dana sebesar Rp 2 milyar itu hanya toilet saja atau juga yang lainnya.
Menurutnya, karena permasalahan ini sudah mengundang rasa ketidakpantasan bagi pubik, jadi harus dipikirkan kembali.
“Yang dianggarkan yang patut saja, kami tidak butuh yang mewah-mewah,” ungkap Karding.
(her/fiq)
No comments:
Post a Comment
Karena sesungguhnya Orang yang memberikan Komentar adalah Orang yang bisa menjadi pendengar yang baik.